
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin pesat dan telah membawa dampak besar di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Salah satu terobosan penting dalam bidang AI adalah munculnya Large Language Models (LLM), yaitu model bahasa berukuran besar yang mampu memahami, menghasilkan, dan merespons teks secara cerdas layaknya manusia. Model ini menjadi fondasi dari berbagai aplikasi modern seperti asisten virtual, sistem rekomendasi, hingga layanan pelanggan otomatis.
Melihat urgensi dan relevansi teknologi ini, implementasi materi pengembangan chatbot menggunakan LLM di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bukanlah lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Ini adalah langkah strategis untuk mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi tantangan industri 4.0.
Salah satu cara inovatif untuk memperkenalkan teknologi ini di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah melalui proyek pengembangan chatbot. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang pemrograman dan logika, tetapi juga memahami cara kerja model bahasa besar dan bagaimana teknologi ini diterapkan dalam kehidupan nyata.
Siswa dapat menggunakan platform no-code/low-code (seperti Dialogflow, Botpress, Rasa, atau integrasi dengan OpenAI API maupun Gemini API dan API yang lainnya) untuk membangun chatbot. Siswa mempelajari cara membuat flow percakapan, mengatur intent dan entity, serta menghubungkan chatbot dengan model LLM.
Implementasi materi pengembangan chatbot menggunakan LLM di tingkat SMK adalah investasi krusial dalam masa depan digital Indonesia. Dengan membekali siswa dengan keterampilan yang relevan dan mutakhir, kita tidak hanya menciptakan tenaga kerja yang kompeten, tetapi juga membina inovator dan pemimpin di bidang teknologi. Ini adalah langkah maju untuk memastikan bahwa lulusan SMK siap bersaing dan berkontribusi secara signifikan dalam ekonomi digital global.